Definisi-definisi Organisasi …
September 17th, 2009 • Related • Filed Under
Filed Under: Umum
istilah organisasi sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. Namun apakah anda tahu definisi dari kata organisasi itu sendiri? Pada tulisan ini saya akan membagi informasi tentang beberapa definisi organisasi.
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut :
1. Chester I. Barnard (1938) dalam bukunya “The Executive Functions” mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih” (I define organization as a system of cooperatives of two more persons)
2. James D. Mooney mengatakan bahwa : “Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose” (Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama)
3. Menurut Dimock, organisasi adalah : “Organization is the systematic bringing together of interdependent part to form a unified whole through which authority, coordination and control may be exercised to achive a given purpose” (organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).
4. Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
5. Menurut Kochler, organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
6. Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab (Schein). Karakterisitik organisasi menurut Schein meliputi : memiliki struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk mengkoordinasikan aktivitas di dalamnya.
7. Menurut W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur.
Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :
1. Orang-orang (sekumpulan orang),
2. Kerjasama,
3. Tujuan yang ingin dicapai,
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/09/definisi-definisi-organisasi/
Sabtu, 17 April 2010
teori modern
TEORI ORGANISASI MODERN
October 31st, 2009 • Related • Filed Under
Filed Under: Umum
Teori organisasi modern terkadang disebut juga sebagai analisa sistem pada organisasi yg merupakan aliran besar ketiga dalam teori organisanisasi dan manajemen.
• Teori Organisasi modern memandang
semua unsur organisasi sebagai satu
kesatuan.
• Sistem Terbuka menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan lingkungan.
Dasar Pemikiran
Teori Organisasi Modern
1. Teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan
deskripsi organisasi, sasaran organisasi dibagi menjadi bagian bagian yang lebih kecil sesuai hakikat pekerjaannya.
2. Teori Modern menekankan pada perpaduan dan perancangan,menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
3. Ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi,
skalar dan vertikal.
1. Teori neoklasik menekankan pentingnya aspek perilaku manusia
dalam organisasi.
2. Teori modern memadukan teori klasik dan neoklasik dengan konsep
yang lebih maju
Teori klasik bersifat tertutup
Teori modern bersifat terbuka (berdasarkan analisa konseptual,dan didasarkan data empiris, serta bersifat sintesa dan integratif.
Teori sistem umum dan teori modern
• Kesamaan teori sistem umum dan teori
modern :
1. Bagian-bagian dalam keseluruhan dan
pergerakan individu di dalam dan di luar
sistem.
2. Interaksi individu-individu dengan lingkungan
yang terjadi dalam sistem
3. Interaksi di antara individu-individu dalam
sistem
4. Masalah-masalah pertumbuhan dan stabilitas sistem
Teori organisasi modern mempunyai
kesamaan dengan teori sistem umum
dalam memandang organisasi menjadi
sesuatu yang terintegrasi.
• Teori sistem umum membicarakan setiap
tingkat sistem.
• Teori sistem modern memusatkan diri
terutama pada tingkat organisasi manusia
perkembangan teori organisasi umum yang telah dibahas ,memberikan dasar munculnya berbagai pendekata manajemen yang berbeda-beda ,adapun pendekatan-pendekatan menejemen tesebut ialah :
1.pendekatan prosses ,pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan fungsional operasional, universal dan tradisional,
• Teori klasik
Adanya fungsi manajemen (Fayol):
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pemberian perintah
4. Koordinasi
5. Pengawasan
• Terdapat 4 prinsip pendekatan klasik :
1. Kesatuan perintah
2. Persamaan wewenang dan tanggungjawab
3. Rentang kendali yang terbatas
4. Delegasi pekerjaan-pekerjaan rutin
2.pendekatan keperilakuan(behavior approach),pendatan ini sering disebut pendekatan hubungan manusiawi(human relation approach),
• Teori neoklasik
• Pendekatan hubungan manusiawi
• Menambahkan aspek sosiologi dan
psikologi pada teori klasik
3.pendekatan kuantitatif (quantitative approach ) sering dinyatakan dengan istilah management science ataupun operator research.
• Masalah manajemen dirumuskan dalam model matematis untuk memperoleh hasil yang optimal.
4. pendakatan sistem
• Pendekatan Modern
• Pendekatan ini memberikan kepada manajemen cara memandang organisasi
secara keseluruhan dan sebagai bagian lingkungan eksternal yang lebih luas.
5.pendekatan contigency(situasional)
• Para teoritisi menyalahkan para praktisi tidak menerapkan konsep atau teknik seacra tepat, sebaliknya para praktisi menuduh para
teoritisi tidak realistik.
• Pendekatan contongency menjembatani gap antara praktisi dan
teoritisi. Selain itu juga memasukkan variabel-variabel lingkungan dalam analisisnya.
• Jadi pendekatan contingency muncul karena ketidakpuasan atas anggapan universalan dan kebutuhan untuk memasukan berbagai variabel lingkungan ke dalam teori dan praktik manajemen.
3 komponenpendekatan contingency :
1. Lingkungan
2. Konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen
3. Hubungan kontigensi keduanya
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/teori-organisasi-modern/
October 31st, 2009 • Related • Filed Under
Filed Under: Umum
Teori organisasi modern terkadang disebut juga sebagai analisa sistem pada organisasi yg merupakan aliran besar ketiga dalam teori organisanisasi dan manajemen.
• Teori Organisasi modern memandang
semua unsur organisasi sebagai satu
kesatuan.
• Sistem Terbuka menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan lingkungan.
Dasar Pemikiran
Teori Organisasi Modern
1. Teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan
deskripsi organisasi, sasaran organisasi dibagi menjadi bagian bagian yang lebih kecil sesuai hakikat pekerjaannya.
2. Teori Modern menekankan pada perpaduan dan perancangan,menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
3. Ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi,
skalar dan vertikal.
1. Teori neoklasik menekankan pentingnya aspek perilaku manusia
dalam organisasi.
2. Teori modern memadukan teori klasik dan neoklasik dengan konsep
yang lebih maju
Teori klasik bersifat tertutup
Teori modern bersifat terbuka (berdasarkan analisa konseptual,dan didasarkan data empiris, serta bersifat sintesa dan integratif.
Teori sistem umum dan teori modern
• Kesamaan teori sistem umum dan teori
modern :
1. Bagian-bagian dalam keseluruhan dan
pergerakan individu di dalam dan di luar
sistem.
2. Interaksi individu-individu dengan lingkungan
yang terjadi dalam sistem
3. Interaksi di antara individu-individu dalam
sistem
4. Masalah-masalah pertumbuhan dan stabilitas sistem
Teori organisasi modern mempunyai
kesamaan dengan teori sistem umum
dalam memandang organisasi menjadi
sesuatu yang terintegrasi.
• Teori sistem umum membicarakan setiap
tingkat sistem.
• Teori sistem modern memusatkan diri
terutama pada tingkat organisasi manusia
perkembangan teori organisasi umum yang telah dibahas ,memberikan dasar munculnya berbagai pendekata manajemen yang berbeda-beda ,adapun pendekatan-pendekatan menejemen tesebut ialah :
1.pendekatan prosses ,pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan fungsional operasional, universal dan tradisional,
• Teori klasik
Adanya fungsi manajemen (Fayol):
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pemberian perintah
4. Koordinasi
5. Pengawasan
• Terdapat 4 prinsip pendekatan klasik :
1. Kesatuan perintah
2. Persamaan wewenang dan tanggungjawab
3. Rentang kendali yang terbatas
4. Delegasi pekerjaan-pekerjaan rutin
2.pendekatan keperilakuan(behavior approach),pendatan ini sering disebut pendekatan hubungan manusiawi(human relation approach),
• Teori neoklasik
• Pendekatan hubungan manusiawi
• Menambahkan aspek sosiologi dan
psikologi pada teori klasik
3.pendekatan kuantitatif (quantitative approach ) sering dinyatakan dengan istilah management science ataupun operator research.
• Masalah manajemen dirumuskan dalam model matematis untuk memperoleh hasil yang optimal.
4. pendakatan sistem
• Pendekatan Modern
• Pendekatan ini memberikan kepada manajemen cara memandang organisasi
secara keseluruhan dan sebagai bagian lingkungan eksternal yang lebih luas.
5.pendekatan contigency(situasional)
• Para teoritisi menyalahkan para praktisi tidak menerapkan konsep atau teknik seacra tepat, sebaliknya para praktisi menuduh para
teoritisi tidak realistik.
• Pendekatan contongency menjembatani gap antara praktisi dan
teoritisi. Selain itu juga memasukkan variabel-variabel lingkungan dalam analisisnya.
• Jadi pendekatan contingency muncul karena ketidakpuasan atas anggapan universalan dan kebutuhan untuk memasukan berbagai variabel lingkungan ke dalam teori dan praktik manajemen.
3 komponenpendekatan contingency :
1. Lingkungan
2. Konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen
3. Hubungan kontigensi keduanya
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/teori-organisasi-modern/
teori klasik
Teori klasik sendiri merupakan merupakan tinjauan tentang teori-teori umum dalam manajemen organisasi. Dan yang sering dikaitkan dengan sudut pandang klasikal adalah model organisasi birokratik. Teori organisasi secara sistematis baru dikembangkan pada tahun 1850 di sini timbul sesuatu pemikiran yang mempersoalkan bagaimana mengatur hubungan antara susunan organisasi itu dan mengatur cara bekerjanya sehingga dalam suatu organisasi dapat bekerja seefisien dan semaksimal mungkin. Organisasi sendiri dapat diartikan sebagai ´merencanakan bentuk umum daripada usaha dengan mengingat tujuan-tujuan usaha, cara-cara melaksanakan usaha sebagai mana bisa diramalkan “. Di dalam organisasi pasti ada sebuah tujuan yang bersifat kolektif atau pekerjaan kolektif yang disetiap bagaian di atur atau di intregasikan dari pekerjaan perseorangan.
Di dalam teori klasik memiliki beberapa prinsip-perinsip dam konsep, yang digunakan sebagi pikiran pokok dalam mengatur sebuah organisasi.Antara lain:
a. Prinsip Hieraki ( SCALAR PRINCIPELE )
Prinsip ini adalah dasar dari pmikiran teori-teori klasik. Bahwa dalam suatu organisasi harus ada wewenang dan tanggung jawab yang dijalankan oleh pimpinan tertinggi dan hingga sampai pada tingkat bawah atau personal yang bertugas sebagai pelaksana. Di sini peranan pimpinan sangat diperlukan guna mengatur system kerja organisasi agar pekerjaan dapat terarah dan terorganisir. Dengan menggunakan perinsip ini kita dapat semakin jelas mengetahui antara hubungan tanggung jawab dan kewenangan dari yang paling bawah sampai pada pimpinan yang tertinggi.
b. Perinsip Kesatuan Komando
Prinsip ini menekankan bahwa sebaiknya dalam suatu organisasi hanya ada satu atasan saja yang memberikan komando kepada bawahan supaya ada kesatuan komando dan koordinasi yang seragam sehingga tidak membuat bawahan menjadi bingung. Tetapi hal ini ditentang oleh Frederick Taylor dalam pendapatnya yang bertajuk “Functional Foreman” yang berisi “ Bahwa setiap bawahan mengenai aspek yang sama dari pekerjaannya hanya boleh tunduk pada satu atasan langsung.”. dalam menyikapi dua hal yang berbeda ini kita sebaiknya dapat membagi pekerjaan menjadi lebih spesifik lagi dan di dalamnya terdapat seorang kordinator yang bertanggung jawab atas segala sesuatu hal yabg terjadi di dalamnya. hal ini akan dapat mengurangi kesalah pahaman yang terjadi dalam organisasi tersebut yang diakibatkan oleh tumpang tindihnya perintah dari atasan.
http://hardiaputra.blogspot.com/2008/03/teori-organisasi-klasik.html
Di dalam teori klasik memiliki beberapa prinsip-perinsip dam konsep, yang digunakan sebagi pikiran pokok dalam mengatur sebuah organisasi.Antara lain:
a. Prinsip Hieraki ( SCALAR PRINCIPELE )
Prinsip ini adalah dasar dari pmikiran teori-teori klasik. Bahwa dalam suatu organisasi harus ada wewenang dan tanggung jawab yang dijalankan oleh pimpinan tertinggi dan hingga sampai pada tingkat bawah atau personal yang bertugas sebagai pelaksana. Di sini peranan pimpinan sangat diperlukan guna mengatur system kerja organisasi agar pekerjaan dapat terarah dan terorganisir. Dengan menggunakan perinsip ini kita dapat semakin jelas mengetahui antara hubungan tanggung jawab dan kewenangan dari yang paling bawah sampai pada pimpinan yang tertinggi.
b. Perinsip Kesatuan Komando
Prinsip ini menekankan bahwa sebaiknya dalam suatu organisasi hanya ada satu atasan saja yang memberikan komando kepada bawahan supaya ada kesatuan komando dan koordinasi yang seragam sehingga tidak membuat bawahan menjadi bingung. Tetapi hal ini ditentang oleh Frederick Taylor dalam pendapatnya yang bertajuk “Functional Foreman” yang berisi “ Bahwa setiap bawahan mengenai aspek yang sama dari pekerjaannya hanya boleh tunduk pada satu atasan langsung.”. dalam menyikapi dua hal yang berbeda ini kita sebaiknya dapat membagi pekerjaan menjadi lebih spesifik lagi dan di dalamnya terdapat seorang kordinator yang bertanggung jawab atas segala sesuatu hal yabg terjadi di dalamnya. hal ini akan dapat mengurangi kesalah pahaman yang terjadi dalam organisasi tersebut yang diakibatkan oleh tumpang tindihnya perintah dari atasan.
http://hardiaputra.blogspot.com/2008/03/teori-organisasi-klasik.html
teori klasik
Teori klasik sendiri merupakan merupakan tinjauan tentang teori-teori umum dalam manajemen organisasi. Dan yang sering dikaitkan dengan sudut pandang klasikal adalah model organisasi birokratik. Teori organisasi secara sistematis baru dikembangkan pada tahun 1850 di sini timbul sesuatu pemikiran yang mempersoalkan bagaimana mengatur hubungan antara susunan organisasi itu dan mengatur cara bekerjanya sehingga dalam suatu organisasi dapat bekerja seefisien dan semaksimal mungkin. Organisasi sendiri dapat diartikan sebagai ´merencanakan bentuk umum daripada usaha dengan mengingat tujuan-tujuan usaha, cara-cara melaksanakan usaha sebagai mana bisa diramalkan “. Di dalam organisasi pasti ada sebuah tujuan yang bersifat kolektif atau pekerjaan kolektif yang disetiap bagaian di atur atau di intregasikan dari pekerjaan perseorangan.
Di dalam teori klasik memiliki beberapa prinsip-perinsip dam konsep, yang digunakan sebagi pikiran pokok dalam mengatur sebuah organisasi.Antara lain:
a. Prinsip Hieraki ( SCALAR PRINCIPELE )
Prinsip ini adalah dasar dari pmikiran teori-teori klasik. Bahwa dalam suatu organisasi harus ada wewenang dan tanggung jawab yang dijalankan oleh pimpinan tertinggi dan hingga sampai pada tingkat bawah atau personal yang bertugas sebagai pelaksana. Di sini peranan pimpinan sangat diperlukan guna mengatur system kerja organisasi agar pekerjaan dapat terarah dan terorganisir. Dengan menggunakan perinsip ini kita dapat semakin jelas mengetahui antara hubungan tanggung jawab dan kewenangan dari yang paling bawah sampai pada pimpinan yang tertinggi.
b. Perinsip Kesatuan Komando
Prinsip ini menekankan bahwa sebaiknya dalam suatu organisasi hanya ada satu atasan saja yang memberikan komando kepada bawahan supaya ada kesatuan komando dan koordinasi yang seragam sehingga tidak membuat bawahan menjadi bingung. Tetapi hal ini ditentang oleh Frederick Taylor dalam pendapatnya yang bertajuk “Functional Foreman” yang berisi “ Bahwa setiap bawahan mengenai aspek yang sama dari pekerjaannya hanya boleh tunduk pada satu atasan langsung.”. dalam menyikapi dua hal yang berbeda ini kita sebaiknya dapat membagi pekerjaan menjadi lebih spesifik lagi dan di dalamnya terdapat seorang kordinator yang bertanggung jawab atas segala sesuatu hal yabg terjadi di dalamnya. hal ini akan dapat mengurangi kesalah pahaman yang terjadi dalam organisasi tersebut yang diakibatkan oleh tumpang tindihnya perintah dari atasan.
Di dalam teori klasik memiliki beberapa prinsip-perinsip dam konsep, yang digunakan sebagi pikiran pokok dalam mengatur sebuah organisasi.Antara lain:
a. Prinsip Hieraki ( SCALAR PRINCIPELE )
Prinsip ini adalah dasar dari pmikiran teori-teori klasik. Bahwa dalam suatu organisasi harus ada wewenang dan tanggung jawab yang dijalankan oleh pimpinan tertinggi dan hingga sampai pada tingkat bawah atau personal yang bertugas sebagai pelaksana. Di sini peranan pimpinan sangat diperlukan guna mengatur system kerja organisasi agar pekerjaan dapat terarah dan terorganisir. Dengan menggunakan perinsip ini kita dapat semakin jelas mengetahui antara hubungan tanggung jawab dan kewenangan dari yang paling bawah sampai pada pimpinan yang tertinggi.
b. Perinsip Kesatuan Komando
Prinsip ini menekankan bahwa sebaiknya dalam suatu organisasi hanya ada satu atasan saja yang memberikan komando kepada bawahan supaya ada kesatuan komando dan koordinasi yang seragam sehingga tidak membuat bawahan menjadi bingung. Tetapi hal ini ditentang oleh Frederick Taylor dalam pendapatnya yang bertajuk “Functional Foreman” yang berisi “ Bahwa setiap bawahan mengenai aspek yang sama dari pekerjaannya hanya boleh tunduk pada satu atasan langsung.”. dalam menyikapi dua hal yang berbeda ini kita sebaiknya dapat membagi pekerjaan menjadi lebih spesifik lagi dan di dalamnya terdapat seorang kordinator yang bertanggung jawab atas segala sesuatu hal yabg terjadi di dalamnya. hal ini akan dapat mengurangi kesalah pahaman yang terjadi dalam organisasi tersebut yang diakibatkan oleh tumpang tindihnya perintah dari atasan.
teori neoklasik
Teori Neoklasik
Anggapan dasar teori neoklasik adalah menekankan
pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan
sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok
kerjanya.
Organisasi adalah sekelompok orang dengan
tujuan bersama.
Pendekatan neoklasik mencakup uraian sistematis
organisasi informal dan pengaruhnya pada
organisasi formal
Hugo Munsterberg
(Psychology and Industrial Efficiency)
merupakan jembatan penting antara
manajemen ilmiah dan perkembangan lebih
lanjut teori neoklasik.
Munsterberg menekankan adanya
perbedaan-perbedaan karakteristik individual
dalam organisasi.
Percobaan Hawthorne
Dilakukan di pabrik Hawthorne.
Pertama
Produktivitas naik bila tingkat penerangan dinaikkan/dalam keadaan
diawasi
Kedua
Sekelompok pegawai bekerja dalam ruangan khusus dan diawasi,
dilakukan secara periodik (periode istirahat, jam makan siang)
(setelah beberapa tahun) produktivitas tetap naik.
Pekerja, peneliti dan penyelia lebih penting dalam menentukan
produktivitas daripada pengubahan kondisi kerja
Studi Hawthorne memperkenalkan organisasi sebagai sistem terbuka
di mana segmen-segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan
Kritik dan “Usul” pengubahan neoklasik pada tiang dasar teori
organisasi formal
Pengikut teori neoklasik adalah mereka yang
membahas kelemahan model klasik pada
perilaku organisasi tetapi tidak menentang
seluruh teori klasik.
Pembagian kerja
Teori neoklasik mengemukakan :
Melibatkan setiap orang dalam
pengambilan keputusan
Perluasan kerja orang dapat
memperluas kemampuan dan keahliannya
Manajemen bottom-up
Proses skalar
http://saintek.uin-suka.ac.id/file_kuliah/Lecture%202%20-%20Teori%20Organisasi%20Klasik.pdf
Anggapan dasar teori neoklasik adalah menekankan
pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan
sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok
kerjanya.
Organisasi adalah sekelompok orang dengan
tujuan bersama.
Pendekatan neoklasik mencakup uraian sistematis
organisasi informal dan pengaruhnya pada
organisasi formal
Hugo Munsterberg
(Psychology and Industrial Efficiency)
merupakan jembatan penting antara
manajemen ilmiah dan perkembangan lebih
lanjut teori neoklasik.
Munsterberg menekankan adanya
perbedaan-perbedaan karakteristik individual
dalam organisasi.
Percobaan Hawthorne
Dilakukan di pabrik Hawthorne.
Pertama
Produktivitas naik bila tingkat penerangan dinaikkan/dalam keadaan
diawasi
Kedua
Sekelompok pegawai bekerja dalam ruangan khusus dan diawasi,
dilakukan secara periodik (periode istirahat, jam makan siang)
(setelah beberapa tahun) produktivitas tetap naik.
Pekerja, peneliti dan penyelia lebih penting dalam menentukan
produktivitas daripada pengubahan kondisi kerja
Studi Hawthorne memperkenalkan organisasi sebagai sistem terbuka
di mana segmen-segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan
Kritik dan “Usul” pengubahan neoklasik pada tiang dasar teori
organisasi formal
Pengikut teori neoklasik adalah mereka yang
membahas kelemahan model klasik pada
perilaku organisasi tetapi tidak menentang
seluruh teori klasik.
Pembagian kerja
Teori neoklasik mengemukakan :
Melibatkan setiap orang dalam
pengambilan keputusan
Perluasan kerja orang dapat
memperluas kemampuan dan keahliannya
Manajemen bottom-up
Proses skalar
http://saintek.uin-suka.ac.id/file_kuliah/Lecture%202%20-%20Teori%20Organisasi%20Klasik.pdf
Selasa, 13 April 2010
implementasi fungsi-fungsi menejemen
Implementasi Budaya Organisasi Kuat
1. Perusahaan Tandem Computer
Perusahaan ini didirikan atas seperangkat keyakinan dan praktik manajemen yang tertata
baik.
Prestasi-prestasi yang konsisten dengan budaya diumumkan secara teratur pada papan
buletin sebagai suatu kehebatan dan upacara-upacara seperti minum dan makan bersama
pada tiap akhir pekan.
2. Perusahaan Northwesthern Mutual
Mengadakan pertunjukkan rutin yang merupakan hiburan yang menekankan nilai-nilai
inti perusahaan.
3. Perusahaan IBM
Adanya konsensus yang mengagumkan dalam menjalankan bisnis dan merupakan filosofi
perusahaan berupa:
a. Penghargaan atas martabat dan hak setiap pribadi dalam perusahaan.
b. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan di perusahaan maupun di dunia.
c. Melaksanakan semua tugas dengan cara yang lebih unggul.
2. Perusahaan Wal-Mart
Menekankan kesederhanaan, kerja keras, dan dedikasi pendiri terhadap kepuasan
pelanggan, kewiraswastaan, dan perilaku yang baik terhadap karyawan.
3. Ciri-Ciri Organisasi Masa Depan
Akankah bentuk organisasi berubah di masa depan? Akankah kita memiliki
susunan adhokrasi, birokrasi atau spekulasi (venture)? Kita yakin bahwa organisasi akan
mengalami perubahan bentuk, namun secara keseluruhan pasti akan berciri sama. Tidak
diragukan, organisasi akan cenderung memiliki model lebih adaptif atau hidup
dibandingkan sebelumnya, namun akan memiliki ciri lain di antaranya :
• Adhocracy (Adhokrasi), yang diadopsi untuk tujuan tertentu yang akan berhenti
setelah tujuan tersebut tercapai, sehingga daur hidup organisasi akan lebih
dipercepat.
• Temporary (sementara), dimana susunan internal organisasi akan lebih temporer
dan lebih aktif berfungsi sebagai kerangka yang mana bagian dan susunannya
cepat berubah dan mudah disusun kembali.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Adhocracy berkaitan dengan organisasi tidak tetap (nonpermanent organization).
Berasal dari konsep ad hoc committee (panitia khusus), yang bertugas menguji suatu isu
dan memutuskan. laporan apa yang akan dibuat (contoh : keputusan mengerahkan
kekuatan TNI). Meskipun konsepnya agak berbeda, namun secara keseluruhan, jenis
organisasi ini bisa menjawab isu atau menyelesaikan tugas tersebut. Ini merupakan
organisasi temporer yang strukturnya dibuat untuk menjawab isu tersebut. Tipe ini
biasanya terdapat dalam sektor non bisnis.
sebagai contoh, anggaplah suatu organisasi dibuat bersama untuk merencanakan
membangun suatu pusat kegiatan masyarakat. Struktur organisasi tersebut akan
tergambar dari berbagai titik perhatian dalam masyarakat tersebut, seperti buruh, pejabat,
pengusaha dan akademisi, dan akan berlaku sampai pusat kegiatan tersebut menjadi
kenyataan, sebelum ada ketentuan lain yang akan diberlakukan kemudian.
Hodge, Billy J, William P. Anthony, Organization Theory, 3rd Edition, Allyn and Bacon,
Inc. Massachusetts, USA, 1988, hal.372.
BENTUK-BENTUK ORGANISASI MENURUT KLASIFIKASI (TAKSONOMI)
MINTZBERG’S
Oleh Fred Beshears
Menurut HenryMintzberg’s suatu struktur organisasi sebagian besar ditentukan oleh
salah satu kondisi yang terdapat disekitarnya. Mintzberg’s menyatakan, bahwa jenis
suasana lingkungan ditentukan oleh kerumitan (kompleksitas) lingkungan dan laju
perubahannya. Mintzberg’s memperkenalkan empat tipe bentuk organisasi, yang sesuai
dengn empat kombinasi dari kompleksitas dan perubahan tersebut.
Faktor-faktor lingkungan yang Menentukan
Struktur Organisasi
Jenis Lingkungan = Kompleksitas × Laju Perubahan
Tipe Sederhana Kompleks (Rumit)
Statis / stabil Machine Bureaucracy
(Birokrasi Mesin)
Berdasartkan Proses dan
Output Kerja
Professional Organization
(Organisasi Profesional)
Berdasrkan Keterampilan dan
Nilai-nilai
Dinamis Entrepreneurial Startup
(Startup bersifat usahawan)
Direct Supervision
(Pengawasan Langsung)
Adhocracy (adhokrasi)
Mutual Adjusment (Saling
Menyesuaikan)
Lima Sub Unit Landasan Organisasi Mintzberg’s
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
1. Perusahaan Tandem Computer
Perusahaan ini didirikan atas seperangkat keyakinan dan praktik manajemen yang tertata
baik.
Prestasi-prestasi yang konsisten dengan budaya diumumkan secara teratur pada papan
buletin sebagai suatu kehebatan dan upacara-upacara seperti minum dan makan bersama
pada tiap akhir pekan.
2. Perusahaan Northwesthern Mutual
Mengadakan pertunjukkan rutin yang merupakan hiburan yang menekankan nilai-nilai
inti perusahaan.
3. Perusahaan IBM
Adanya konsensus yang mengagumkan dalam menjalankan bisnis dan merupakan filosofi
perusahaan berupa:
a. Penghargaan atas martabat dan hak setiap pribadi dalam perusahaan.
b. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan di perusahaan maupun di dunia.
c. Melaksanakan semua tugas dengan cara yang lebih unggul.
2. Perusahaan Wal-Mart
Menekankan kesederhanaan, kerja keras, dan dedikasi pendiri terhadap kepuasan
pelanggan, kewiraswastaan, dan perilaku yang baik terhadap karyawan.
3. Ciri-Ciri Organisasi Masa Depan
Akankah bentuk organisasi berubah di masa depan? Akankah kita memiliki
susunan adhokrasi, birokrasi atau spekulasi (venture)? Kita yakin bahwa organisasi akan
mengalami perubahan bentuk, namun secara keseluruhan pasti akan berciri sama. Tidak
diragukan, organisasi akan cenderung memiliki model lebih adaptif atau hidup
dibandingkan sebelumnya, namun akan memiliki ciri lain di antaranya :
• Adhocracy (Adhokrasi), yang diadopsi untuk tujuan tertentu yang akan berhenti
setelah tujuan tersebut tercapai, sehingga daur hidup organisasi akan lebih
dipercepat.
• Temporary (sementara), dimana susunan internal organisasi akan lebih temporer
dan lebih aktif berfungsi sebagai kerangka yang mana bagian dan susunannya
cepat berubah dan mudah disusun kembali.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Adhocracy berkaitan dengan organisasi tidak tetap (nonpermanent organization).
Berasal dari konsep ad hoc committee (panitia khusus), yang bertugas menguji suatu isu
dan memutuskan. laporan apa yang akan dibuat (contoh : keputusan mengerahkan
kekuatan TNI). Meskipun konsepnya agak berbeda, namun secara keseluruhan, jenis
organisasi ini bisa menjawab isu atau menyelesaikan tugas tersebut. Ini merupakan
organisasi temporer yang strukturnya dibuat untuk menjawab isu tersebut. Tipe ini
biasanya terdapat dalam sektor non bisnis.
sebagai contoh, anggaplah suatu organisasi dibuat bersama untuk merencanakan
membangun suatu pusat kegiatan masyarakat. Struktur organisasi tersebut akan
tergambar dari berbagai titik perhatian dalam masyarakat tersebut, seperti buruh, pejabat,
pengusaha dan akademisi, dan akan berlaku sampai pusat kegiatan tersebut menjadi
kenyataan, sebelum ada ketentuan lain yang akan diberlakukan kemudian.
Hodge, Billy J, William P. Anthony, Organization Theory, 3rd Edition, Allyn and Bacon,
Inc. Massachusetts, USA, 1988, hal.372.
BENTUK-BENTUK ORGANISASI MENURUT KLASIFIKASI (TAKSONOMI)
MINTZBERG’S
Oleh Fred Beshears
Menurut HenryMintzberg’s suatu struktur organisasi sebagian besar ditentukan oleh
salah satu kondisi yang terdapat disekitarnya. Mintzberg’s menyatakan, bahwa jenis
suasana lingkungan ditentukan oleh kerumitan (kompleksitas) lingkungan dan laju
perubahannya. Mintzberg’s memperkenalkan empat tipe bentuk organisasi, yang sesuai
dengn empat kombinasi dari kompleksitas dan perubahan tersebut.
Faktor-faktor lingkungan yang Menentukan
Struktur Organisasi
Jenis Lingkungan = Kompleksitas × Laju Perubahan
Tipe Sederhana Kompleks (Rumit)
Statis / stabil Machine Bureaucracy
(Birokrasi Mesin)
Berdasartkan Proses dan
Output Kerja
Professional Organization
(Organisasi Profesional)
Berdasrkan Keterampilan dan
Nilai-nilai
Dinamis Entrepreneurial Startup
(Startup bersifat usahawan)
Direct Supervision
(Pengawasan Langsung)
Adhocracy (adhokrasi)
Mutual Adjusment (Saling
Menyesuaikan)
Lima Sub Unit Landasan Organisasi Mintzberg’s
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
budaya organisasi
BUDAYA ORGANISASI
1. Arti Kata Budaya Secara Etimologis
Menurut kamus Bahasa Indonesia, kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta
Bodhya yang berarti akal budi, sinonimnya adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris
Culture atau Cultuur dalam Bahasa Belanda. Kata Culture sendiri berasal dari bahasa
Latin Colere (dengan akar kata “Calo” yang berarti mengerjakan tanah, mengolah tanah
atau memelihara ladang dan memelihara hewan ternak.
• Arti Kata Budaya Secara Terminologis
Budaya adalah suatu hasil dari budi dan atau daya, cipta, karya, karsa, pikiran dan adat
istiadat manusia yang secara sadar maupun tidak, dapat diterima sebagai suatu perilaku
yang beradab. Dikatakan membudaya bila kontinu, konvergen
• Arti Kata Organisasi Secara Etimologis
Tubuh atau alat tubuh, aturan, susunan, perkumpulan dari kelompok tertentu dengan
dasar ideologi yang sama.
• Arti Kata Organisasi Secara Terminologis
Organisasi adalah kesatuan (Entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan
sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif
terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
• Pengertian Budaya Organisasi
Robbins (1998: 572) menyatakan :
… organizational culture refers to a system of shared meaning held by members that
distinguishes the organization from other organizations. This system of shared meaning
is, on closer analysis, a set of key characteristich that the organization value.
Lebih lanjut Robbins yang diterjemahkan oleh Jusuf Udaya (1994: 479) mengemukakan
bahwa: “Budaya organisasi sebagai nilai-nilai dominan yang disebarluaskan dalam
organisasi yang dijadikan filosofi kerja karyawan yang menjadi panduan bagi kebijakan
organisasi dalam mengelola karyawan dan konsumen”.
• Kreitner dan Kinicki (Moeljono, 2005: 12) mendefinisikan bahwa : “Budaya
organisasi adalah perekat organisasi yang mengikat anggota organisasi melalui
nilai-nilai yang ditaati, peralatan simbolik, dan cita-cita sosial yang ingin dicapai”.
2. Pengertian Budaya Organisasi Kuat
Menurut S.P Robbin (1997) budaya organisasi kuat adalah budaya dimana nilai-nilai inti
organisasi dipegang secara intensif dan dianut bersama secara meluas anggota organisasi.
Faktor-Faktor yang Menentukan Kekuatan Budaya Organisasi
1. Kebersamaan
2. Intensitas
Ciri-ciri Budaya Organisasi Kuat/Lemah
1. Ciri-Ciri Budaya Kuat :
a. Anggota-anggota organisasi loyal kepada organisasi
b. Pedoman bertingkah laku bagi orang-orang di dalam perusahaan digariskan
dengan jelas, dimengerti, dipatuhi dan dilaksanakan oleh orang-orang di dalam
perusahaan sehingga orang-orang yang bekerja menjadi sangat kohesif.
c. Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi dihayati
dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang
yang bekerja dalam perusahaan.
d. Organisasi memberikan tempat khusus kepada pahlawan-pahlawan organisasi dan
secara sistematis menciptakan bermacam-macam tingkat pahlawan
e. Dijumpai banyak ritual, mulai dari ritual sederhana hingga yang mewah.
f. Memiliki jaringan kulturan yang menampung cerita-cerita kehebatan para
pahlawannya.
Stephen. P. robbins mengemukakan ciri-ciri budaya kuat:
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2. Ciri-Ciri Budaya Organisasi Lemah menurut Deal dan Kennedy
a. Mudah terbentuk kelompok-kelompok yang bertentangan satu sama lain.
b. Kesetiaan kepada kelompok melebihi kesetiaan kepada organisasi.
c. Anggota organisasi tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi
untuk kepentingan kelompok atau kepentingan diri sendiri.
Langkah-Langkah Kegiatan UntukMemperkuat Budaya Organisasi
1. Memantapkan nilai-nilai dasar budaya organisasi
2. Melakukan pembinaan terhadap anggota organisasi
3. Memberikan contoh atau teladan
4. Membuat acara-acara rutinitas
5. Memberikan penilaian dan penghargaan
6. Tanggap terhadap masalah eksternal dan internal
7. Koordinasi dan kontrol
Mengukur Kekuatan Budaya Organisasi
Unsur-unsur yang merupakan ciri khas budaya kuat:
1. Kejelasan nilai-nilai dan keyakinan
2. Penyebarluasan nilai-nilai dan keyakinan
3. Intensitas pelaksanaan nilai-nilai inti
http://wawanharyawan.files.wordpress.com/2008/07/budaya-organisasi-dan-implementasinya.pdf
1. Arti Kata Budaya Secara Etimologis
Menurut kamus Bahasa Indonesia, kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta
Bodhya yang berarti akal budi, sinonimnya adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris
Culture atau Cultuur dalam Bahasa Belanda. Kata Culture sendiri berasal dari bahasa
Latin Colere (dengan akar kata “Calo” yang berarti mengerjakan tanah, mengolah tanah
atau memelihara ladang dan memelihara hewan ternak.
• Arti Kata Budaya Secara Terminologis
Budaya adalah suatu hasil dari budi dan atau daya, cipta, karya, karsa, pikiran dan adat
istiadat manusia yang secara sadar maupun tidak, dapat diterima sebagai suatu perilaku
yang beradab. Dikatakan membudaya bila kontinu, konvergen
• Arti Kata Organisasi Secara Etimologis
Tubuh atau alat tubuh, aturan, susunan, perkumpulan dari kelompok tertentu dengan
dasar ideologi yang sama.
• Arti Kata Organisasi Secara Terminologis
Organisasi adalah kesatuan (Entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan
sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif
terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
• Pengertian Budaya Organisasi
Robbins (1998: 572) menyatakan :
… organizational culture refers to a system of shared meaning held by members that
distinguishes the organization from other organizations. This system of shared meaning
is, on closer analysis, a set of key characteristich that the organization value.
Lebih lanjut Robbins yang diterjemahkan oleh Jusuf Udaya (1994: 479) mengemukakan
bahwa: “Budaya organisasi sebagai nilai-nilai dominan yang disebarluaskan dalam
organisasi yang dijadikan filosofi kerja karyawan yang menjadi panduan bagi kebijakan
organisasi dalam mengelola karyawan dan konsumen”.
• Kreitner dan Kinicki (Moeljono, 2005: 12) mendefinisikan bahwa : “Budaya
organisasi adalah perekat organisasi yang mengikat anggota organisasi melalui
nilai-nilai yang ditaati, peralatan simbolik, dan cita-cita sosial yang ingin dicapai”.
2. Pengertian Budaya Organisasi Kuat
Menurut S.P Robbin (1997) budaya organisasi kuat adalah budaya dimana nilai-nilai inti
organisasi dipegang secara intensif dan dianut bersama secara meluas anggota organisasi.
Faktor-Faktor yang Menentukan Kekuatan Budaya Organisasi
1. Kebersamaan
2. Intensitas
Ciri-ciri Budaya Organisasi Kuat/Lemah
1. Ciri-Ciri Budaya Kuat :
a. Anggota-anggota organisasi loyal kepada organisasi
b. Pedoman bertingkah laku bagi orang-orang di dalam perusahaan digariskan
dengan jelas, dimengerti, dipatuhi dan dilaksanakan oleh orang-orang di dalam
perusahaan sehingga orang-orang yang bekerja menjadi sangat kohesif.
c. Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi dihayati
dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang
yang bekerja dalam perusahaan.
d. Organisasi memberikan tempat khusus kepada pahlawan-pahlawan organisasi dan
secara sistematis menciptakan bermacam-macam tingkat pahlawan
e. Dijumpai banyak ritual, mulai dari ritual sederhana hingga yang mewah.
f. Memiliki jaringan kulturan yang menampung cerita-cerita kehebatan para
pahlawannya.
Stephen. P. robbins mengemukakan ciri-ciri budaya kuat:
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2. Ciri-Ciri Budaya Organisasi Lemah menurut Deal dan Kennedy
a. Mudah terbentuk kelompok-kelompok yang bertentangan satu sama lain.
b. Kesetiaan kepada kelompok melebihi kesetiaan kepada organisasi.
c. Anggota organisasi tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi
untuk kepentingan kelompok atau kepentingan diri sendiri.
Langkah-Langkah Kegiatan UntukMemperkuat Budaya Organisasi
1. Memantapkan nilai-nilai dasar budaya organisasi
2. Melakukan pembinaan terhadap anggota organisasi
3. Memberikan contoh atau teladan
4. Membuat acara-acara rutinitas
5. Memberikan penilaian dan penghargaan
6. Tanggap terhadap masalah eksternal dan internal
7. Koordinasi dan kontrol
Mengukur Kekuatan Budaya Organisasi
Unsur-unsur yang merupakan ciri khas budaya kuat:
1. Kejelasan nilai-nilai dan keyakinan
2. Penyebarluasan nilai-nilai dan keyakinan
3. Intensitas pelaksanaan nilai-nilai inti
http://wawanharyawan.files.wordpress.com/2008/07/budaya-organisasi-dan-implementasinya.pdf
Langganan:
Postingan (Atom)